Definition List

Responsive Advertisement

 


Pada hari Selasa, 6 Mei 2025, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (HMPS PIAUD) STAIN Sultan Abdurrahman menyelenggarakan Pelatihan Mendongeng yang berlangsung di Ruang Rapat Dosen Lantai 2, Gedung Baru Rektorat. Kegiatan ini dimulai tepat pukul 13.00 WIB dan diawali dengan proses registrasi peserta yang antusias. Seusai registrasi, MC membuka acara, kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan AlQur’an, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Mars STAIN, dan Mars Mahasiswa. Acara resmi dibuka oleh Ibu Nadya Bela Rosa selaku Ketua Program Studi PIAUD, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya keterampilan mendongeng sebagai sarana menanamkan nilai moral dan merangsang imajinasi anak usia dini.

Setelah pembukaan, giliran Dr. Cut Purnama Sari, M.Pd., dosen Prodi PIAUD, membawakan materi utama tentang “Mendongeng untuk Anak Usia Dini.” Ia memulai dengan memaparkan fakta perkembangan otak anak: pada usia 3 tahun, volume otak telah mencapai 80% dengan lebih dari satu juta neuron baru, bahkan aktivitas otak anak tiga kali lebih tinggi daripada orang dewasa dan terus bertumbuh sekitar 1% per hari setelah lahir. Stimulus bercerita sebagaimana mendongeng merupakan salah satu cara paling efektif untuk mendukung perkembangan tersebut. Dalam sesi ini diputar pula video mendongeng “Kepi Penyelamat Lautan” yang diceritakan dengan tokoh ikan koi, untuk memberi contoh penggunaan alat peraga animasi dalam mendongeng.

Lebih lanjut, Dr. Cut Purnama menjelaskan teori dasar mendongeng: bahwa mendongeng adalah kegiatan bercerita lisan yang memuat pelajaran moral dan bertujuan menumbuhkan imajinasi anak. Ia memaparkan unsur-unsur penting dalam dongeng tokoh, latar, alur (awal, tengah, akhir), serta amanat serta jenis-jenis dongeng seperti fabel (hewan berperilaku manusia), legenda (asal-usul), dan mitos. Gaya bercerita pun dibedakan antara mendongeng tanpa alat peraga dengan penekanan pada vokal, ekspresi, dan penokohan dan dengan alat peraga seperti boneka, buku gambar, maupun papan flanel.

Dalam sesi praktik, peserta memperoleh tips memperhatikan tema, durasi, pemahaman cerita, ekspresi, intonasi, interaksi dengan audiens, serta cara menutup dongeng dengan pesan moral. Sebelum menutup materi, Dr. Cut Purnama mengutip Albert Einstein: “Kecerdasan itu tidak terletak pada banyaknya ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang, namun kecerdasan itu terletak pada tingginya daya imajinasi pada diri seseorang.”

Rangkaian acara dilanjutkan dengan laporan kegiatan oleh Mika, kemudian kata sambutan dari Salwa sebagai Ketua HMPS PIAUD yang mengapresiasi kerja panitia dan setiap delegasi serta mengingatkan kembali harapan agar keterampilan storytelling ini menjadi modal utama para calon pendidik dini. Taufik Akbar mewakili Senat Mahasiswa turut memberikan apresiasi, menyampaikan terima kasih atas undangan, dan berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin. Fajrin mewakili Dewan Mahasiswa (DEMA) menjelaskan bahwa pelatihan ini sejalan dengan nilai-nilai PIAUD dan diharapkan dapat diterapkan langsung saat mengajar di lembaga PAUD.

Selama sesi tanya jawab, antusiasme peserta terlihat nyata. Beberapa pertanyaan menarik muncul: bagaimana mendongeng untuk anak berkebutuhan khusus (dijawab dengan opsi penggunaan huruf Braille dan bahasa isyarat), bagaimana mengatur vokal (dijelaskan melalui latihan olah vokal untuk menguasai berbagai karakter suara), dan bagaimana memotivasi anak introvert serta jenis cerita yang tepat dengan saran mengatur tempat duduk interaktif dan melibatkan audiens agar merasa dihargai.

Sebagai penutup, panitia dan peserta kompak menunaikan doa bersama. Melalui Pelatihan Mendongeng ini, diharapkan setiap mahasiswa PIAUD tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki bekal praktik untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan penuh inspirasi.





Post a Comment

Carousel

Responsive Advertisement

Videos

Responsive Advertisement

Gallery