Definition List

Responsive Advertisement

 "Menakar Minat Berorganisasi Mahasiswa"

Organisasi kemahasiswaan adalah tempat penting bagi mahasiswa untuk berkembang dalam hal komunikasi, kolaborasi, kepemimpinan, dan wawasan sosial. Selama beberapa waktu, organisasi internal seperti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan UKK (Unit Kegiatan Kampus), serta organisasi eksternal seperti PMII, HMI, KAMMI, dan IMM, telah menjadi sarana yang efektif untuk menghasilkan siswa yang aktif, progresif, dan berdaya saing. Namun, sayangnya, minat yang terus menurun terhadap aktivitas organisasi sekarang juga mulai sunyi bahkan sepi peminat di STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau.

Data internal dan observasi lapangan dari beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menunjukkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi telah menurun dalam tiga tahun terakhir. Misalnya, UKM LDK, yang pada tahun 2021 memiliki lebih dari 70 anggota, kini hanya memiliki sekitar 25 anggota yang benar-benar terlibat dalam kegiatan. Selain itu, UKK Pramuka, UKM, seni, dan lain-lain mulai mengalami kesulitan untuk meregenerasi karena kurangnya minat mahasiswa baru untuk bergabung. Fenomena ini terjadi di luar STAIN Sultan Abdurrahman. Namun, menurut survei yang dilakukan pada 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), hanya 32% siswa di Indonesia terlibat dalam organisasi dan hanya 9% mengikuti organisasi luar. Ini sudah menunjukkan bahwa masalah partisipasi rendah dalam organisasi adalah masalah nasional yang tercermin di kampus-kampus lokal, termasuk di kepulauan Riau.

Beberapa komponen penting dapat diidentifikasi. Perubahan orientasi siswa adalah contohnya. Banyak siswa saat ini lebih fokus pada pencapaian akademik formal seperti IPK, kelulusan tepat waktu, dan persiapan karier. Karena itu, mereka menganggap organisasi hanya sebagai tindakan tambahan yang tidak penting dan tidak berdampak positif. Selanjutnya, budaya digital dan media sosial membuat siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk hiburan dan interaksi online daripada untuk kegiatan nyata yang membutuhkan banyak waktu dan energi. Di awal perkuliahan, tidak banyak orang yang tahu tentang manfaat organisasi. Banyak mahasiswa baru tidak menyadari peran penting organisasi dalam pengembangan diri mereka. Tidak ada sosialisasi yang baik dan tidak ada promosi dari organisasi itu sendiri memperparah hal ini. Bahkan sebagian mahasiswa menganggap organisasi luar seperti PMII, HMI, IMM, dan KAMMI sebagai tempat konflik politik daripada tempat untuk membangun ideologi dan pengetahuan.

Meskipun demikian, pengalaman berorganisasi telah terbukti sangat bermanfaat. Sebuah studi UI pada tahun 2021 menemukan bahwa siswa yang aktif berorganisasi memiliki kepercayaan diri, kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi hingga 65% dibandingkan siswa yang tidak berorganisasi. Kondisi ini pasti menjadi tantangan besar bagi siswa STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau. Mahasiswa memiliki tujuan untuk mendapatkan gelar unggul dalam bidang keislaman, sosial, dan kepemimpinan. Kampus akan sulit menghasilkan alumni yang siap terjun ke masyarakat sebagai pemimpin umat dan agen perubahan dalam lingkungan di sekitar mereka jika mahasiswa tidak terlibat aktif dalam organisasi.

Universitas, organisasi mahasiswa, dan dosen pembina harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. Kamus harus memberi organisasi ruang yang lebih luas dan metode untuk berinovasi. Ini termasuk menyediakan dana, menyediakan fasilitas yang memadai, menyediakan pelatihan kepemimpinan, dan memberikan pengakuan resmi terhadap pengalaman organisasi melalui Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKIP). Selain itu, kegiatan seperti PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) harus diprioritaskan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya berpartisipasi dalam organisasi. Sangat penting untuk mahasiswa baru. Mereka harus memahami organisasi dengan pendidikan atau pengenalan mendalam. Selain itu, narasi dan pendekatan harus diubah oleh organisasi eksternal. Mereka harus memiliki kemampuan untuk membuktikan bahwa mereka ada lebih dari sekedar forum diskusi atau diskusi politik. Tidak hanya itu, tetapi juga harus digunakan sebagai tempat untuk mendidik mahasiswa secara intelektual, sosial, dan bahkan kewirausahaan untuk menjadi anggota organisasi di masa depan. Pelatihan jurnalistik, penelitian dakwah, penelitian kebangsaan, seminar nasional, dan aksi sosial semuanya harus diperluas dan dipromosikan.

Rendahnya minat mahasiswa STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau dalam berorganisasi membuat sudut-sudut kampus menjadi sepi dan sunyi, tidak adanya diskusi-diskusi melingkar pada halaman kampus merupakan masalah serius yang jika itu di biarkan, maka akan berdampak buruk pada kualitas lulusan kampus di masa depan. Organisasi bukanlah beban, melainkan peluang emas untuk tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berwawasan, dan siap menjadi pemimpin sejati. Oleh karena itu, perlu gerakan kolektif untuk menghidupkan kembali semangat berorganisasi di lingkungan kampus dimulai dari pengenalan, pembinaan, hingga penguat peran organisasi itu sendiri.




Penulis : Muhammad Almujrin




Post a Comment

Carousel

Responsive Advertisement

Videos

Responsive Advertisement

Gallery