Bintan, hasta-sastra.com – SEMA STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau sukses menyelenggarakan seminar bertajuk *“Menghapus Batas: Perempuan Melawan Kekerasan dan Diskriminasi”* pada Selasa, 27 Mei 2025, bertempat di Auditorium Razali Jaya STAIN Sultan Abdurrahman.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. H. Imam Subekti, M.Pd.I., selaku Kepala Bagian Administrasi Umum, Akademik, dan Keuangan (AUAK), yang mewakili Ketua STAIN yang tengah bertugas sebagai petugas haji. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya membangun relasi sosial yang sehat berdasarkan nilai moral, kesantunan, dan syariat Islam. Mengutip QS. Al-Hujurat: 13, beliau menyampaikan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh ketakwaan, bukan rupa, harta, atau keturunan. Ia juga menyoroti maraknya perundungan terhadap perempuan yang berbasis fisik dan menekankan pentingnya kegiatan edukatif seperti seminar ini untuk terus dikembangkan.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Faradilla Aisyahfitri selaku ketua panitia. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons terhadap kurangnya ruang aman dan dukungan bagi korban kekerasan, khususnya di lingkungan kampus. Ia menegaskan bahwa korban tidak boleh dianggap sebagai aib dan bahwa setiap individu berhak atas perlindungan. Ketua Senat Mahasiswa, Taufiq Akbar, juga menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah menjaga peradaban dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga etika sosial, karena perempuan memiliki peran sentral dalam kehidupan.
Seminar ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh dan organisasi mahasiswa, antara lain Plh. Ketua STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau Dr. Drs. Almahfuz, M.Si., pembina Senat Mahasiswa Dr. H. Imam Subekti, M.Pd.I., jajaran pimpinan Senat Mahasiswa dan DEMA STAIN Sultan Abdurrahman, Kementerian Pemberdayaan Perempuan DEMA STAIN, Badan Legislatif Mahasiswa se-Kawasan Tanjungpinang-Bintan, serta organisasi Cipayung seperti HMI, PMII, GMNI, dan KAMMI. Selain itu, turut hadir delegasi Ormawa STAIN dan mahasiswa dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
Rangkaian acara mencakup pemaparan materi oleh narasumber terkait bentuk-bentuk kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan, sesi diskusi terbuka, serta tanya jawab interaktif yang disambut antusias oleh para peserta. Seminar ini menjadi ruang refleksi yang bermakna sekaligus edukatif, memperluas wawasan mahasiswa dalam menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan setara.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tumbuh kesadaran dan keberanian, khususnya bagi perempuan, untuk melawan kekerasan dan diskriminasi. Seminar ini juga diharapkan menjadi tonggak solidaritas dan gerakan kolektif dalam memperjuangkan keadilan gender menuju terwujudnya generasi yang tangguh dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Posting Komentar